SIKLUS MANUSIA PRODUKSTIF DAN AMANAH

 

Kuatkan barisan yang kokoh, memiliki kesadaran atas fakta kehidupan dari setiap dari diri manusia ada unsur elemen yang LAHIR jasadiyah dengan berdunia dan FAKTA kehidupan unsur yang batin, yakni hati nurani, ruh dan rasa.
Yang lahir jasadiyah adalah tatanan berdunia kita bangun kebersamaan dan kekeluargaan, simpatik dan berkepedulian, tanpa membedakan suku bangsa, golongan dan kelompok serta keyakinan.
Membangun, menciptakan kekuatan kebersamaan dalam kekeluargaan.
Sedang keberadaan Fitrah manusia yang berda didalam Diri sebagai wilayah KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN dari setiap masing-masing penduduk bumi.
SELAMAT MENYATKAN KEMBALI KARENA TELAH MENGETAHUI DAN MENGENALI PINTU PULANGNYA ADALAH HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING.
Kehidupan berdunia yang kita jalani, dengan sebaik-baiknya membangun kehidupan jasad lahiriyah yang tertata dalam keharmonisan kehidupan sosial masyarakat, berbangsa dan bernegara adalah keniscayaan, sedang orientasi yang ditetapkan didalam batin didalam hati nurani adalah DIA sebagai kepastian arah dan kepastian alamat tujuan kehidupan berdunia.
Saat ketidakpastian arah, tujuan yang menjadi orientasi tanpa mengenali kepastiannya maka aktifitasnya dalam putaran energi negatif yang dapat merusak diri dan lingkungannya, aksi yang dilakukan hanya memenuhi kepentingan dan pemenuhan keinginan dan kesenangan.
Diri yang berada didalam jiwa terjajah, terkoyak oleh angan-angan, imajinasi dan hayalan, dalam perilaku pembenaran-pembenaran tanpa kepastian arah dan tujuan.
Menjadi jiwa yang labil yakni mudah tergoncang, mudah bingung dan panik serta tercengkeram dalam khawatir, was-was dan ragu-ragu. Dan takut dengan kematian.
JIWA yang labil, itu dipenuhi oleh hasrat untung-rugi; standar parameter hidupnya adalah angka-angka, dan kepo penilaian dari orang lain, serta mudah sekali menilai orang lain. Pikiran rasional nalarnya kalah dengan keinginan dan kesenangan nafsu duniawi, dan tidak bisa mengendaikan keinginan hasrat nafsunya.
Menjadi jiwa yang labil yakni mudah tergoncang, mudah bingung dan panik serta tercengkeram dalam khawatir, was-was dan ragu-ragu. Dan takut dengan kematian.
Takut akan kematian sebenarnya menunjukkan ketidaktahuan terhadap nasib hidup setelah kematian, hidup dalam wilayah dimensi domain JUDA-GAMBLING, dalam prasangka.
Maka menyelami, menghayati kepastian Kebenaran adalah ALHAQ MIN ROBBIKA. Adalah keniscayaan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama